(0265) 7581483

pemdestanjungbarang@gmail.com

Permohonan Online

Anda dapat mengajukan secara permohonan online

Produk Warga

Jelajahi produk lokal buatan dari para warga kami untuk Anda

Lapor/Aduan/Saran

Anda dapat melaporkan aduan dan memberi saran maupun kritik

Membuka Sejarah dengan Luka Buatan: Aksi Karnaval Warga DKM Cadasbeureum yang Mengharu Biru

Tanjungbarang , 17 Agustus 2025 – Di tengah riuhnya perayaan HUT RI ke-80, sebuah pemandangan tak biasa tersaji di Desa Tanjungbarang, khususnya di Kampung Mekar Jaya. Warga DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) Cadasbeureum tidak hanya merayakan kemerdekaan dengan tawa dan sorak-sorai, tetapi juga dengan air mata dan renungan mendalam. Mereka memilih tema karnaval yang berani dan menyentuh jiwa: “Jejak Darah Pejuang: Tertusuk Bambu Runcing, Abadi dalam Ingatan.”

Ini bukan sekadar karnaval biasa. Ini adalah sebuah pementasan kolosal di jalanan, sebuah mesin waktu yang membawa penonton kembali ke masa kelam perjuangan.

Para peserta karnaval tampil dengan kostum yang menggambarkan penderitaan para pejuang. Ada yang berjalan terbungkuk-bungkuk dengan replika bambu runcing menancap di dada, seolah baru saja roboh di medan perang. Ada yang mengenakan perban kumal berlumur darah buatan, tatapan mata mereka kosong namun penuh makna, membawa bendera Merah Putih yang lusuh dan sobek.

Kostum ini dirancang dengan detail yang luar biasa. Setiap goresan, setiap tetes darah palsu, menjadi narasi visual yang kuat. Alih-alih menampilkan kegembiraan, mereka justru memilih untuk menorehkan luka. Langkah-langkah mereka yang pelan dan musik pengiring yang sendu menciptakan kontras mencolok dengan suasana karnaval pada umumnya.

Respons penonton pun tak terduga. Sorakan riang berubah menjadi hening. Banyak warga, terutama para lansia, tak kuasa menahan air mata. Mereka seperti kembali teringat akan cerita-cerita perjuangan dari orang tua mereka. Bagi generasi muda, pementasan ini menjadi pelajaran sejarah yang jauh lebih hidup dan emosional daripada yang mereka dapatkan di buku-buku.

Aksi warga DKM Cadasbeureum yang di perankan oleh para pemuda ini berhasil mencapai tujuannya. Mereka tidak hanya merayakan hasil kemerdekaan, tetapi juga menegaskan kembali harga dari kemerdekaan itu. Bahwa di balik kemeriahan hari ini, ada jejak darah, pengorbanan, dan penderitaan yang tak boleh dilupakan. Kreativitas warga Kampung Mekar Jaya ini menunjukkan bahwa makna kemerdekaan bisa disampaikan dengan cara yang berbeda, cara yang lebih dalam, lebih jujur, dan lebih menggugah.

Karnaval “Jejak Darah Pejuang” menjadi pengingat bagi kita semua. Bahwa semangat juang para pahlawan tidaklah mati. Ia hidup dalam setiap kreativitas warga, dalam setiap langkah kaki yang tegar, dan dalam setiap air mata yang menetes, mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dan menjaga amanah bangsa.

3 Komentar

Tinggalkan Balasan ke Briley4998 Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca artikel lainnya