Tanjungbarang, 1 Oktober 2025 — Malam itu, suasana di MDA NURHIDAYAH Cicanggah tidak seperti malam-malam biasa. Tak ada lantunan iqra atau hafalan surat, melainkan hangatnya diskusi yang akan menentukan wajah masa depan Kampung Jaksi, RT.004 RW.001, Desa Tanjungbarang.

Ya, pada Rabu malam, 1 Oktober 2025, warga Jaksi berkumpul untuk menggelar Musyawarah Pra Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan. Pertemuan ini adalah bukti nyata bahwa pembangunan desa bukanlah sekadar urusan pemerintah, tetapi hajat bersama seluruh elemen masyarakat.

Acara penting ini dihadiri langsung oleh tokoh-tokoh sentral desa dan kampung. Ada Bapak Harun Arasid, Kepala Desa Tanjungbarang, yang selalu hadir membawa semangat kemajuan. Ada pula Bapak Yusup Burhanudin, Kepala Wilayah Kampung Jaksi, yang menjadi garda terdepan dalam menyuarakan aspirasi.

Tak ketinggalan, seluruh Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) dan tokoh masyarakat Kampung Jaksi tumpah ruah. Mereka hadir bukan hanya sebagai penonton, melainkan sebagai penentu, memastikan setiap langkah pembangunan berjalan transparan, akuntabel, dan tepat sasaran.

Musyawarah Pra Pelaksanaan ini menjadi momen krusial untuk:

1. “Titik Nol” Pembangunan: Menentukan secara pasti lokasi, teknis, dan target waktu pelaksanaan pembangunan jalan lingkungan.
2. Harmonisasi Rencana: Memastikan rencana yang telah disusun sesuai dengan kondisi lapangan dan kebutuhan mendesak warga.
3. Sumber Daya: Mengajak seluruh warga untuk berpartisipasi aktif, baik dalam pengawasan, tenaga gotong royong, maupun dukungan lainnya.

Dalam sambutannya, Bapak Kepala Desa Harun Arasid menekankan bahwa jalan yang akan dibangun ini adalah urat nadi baru yang akan mempermudah akses warga, memperlancar aktivitas ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup di Kampung Jaksi.

“Jalan yang mulus bukan hanya tentang beton atau aspal, tapi tentang akses yang lebih mudah bagi anak-anak kita ke sekolah, perjalanan yang lebih aman bagi kita semua, dan mempercepat rezeki bagi petani dan pedagang kita,” ujarnya..

Musyawarah yang berlangsung penuh kekeluargaan dan diskusi konstruktif ini menghasilkan komitmen bersama. Semua sepakat bahwa pembangunan jalan lingkungan ini harus menjadi proyek kebanggaan warga, di mana setiap rupiah yang dikeluarkan harus berbanding lurus dengan kualitas yang dihasilkan.

Inilah jantung dari pembangunan berbasis masyarakat: musyawarah untuk mufakat, di mana aspirasi terakomodasi dan tanggung jawab diemban bersama. Kampung Jaksi telah membuktikan, bahwa ketika masyarakat bersatu dengan pemerintah desa, tidak ada mimpi infrastruktur yang terlalu tinggi untuk digapai.